Tanah Toba Just another WordPress.com site
Muara Nauli
MONANG NAIPOSPOS
Kecamatan
Muara di kabupaten Tapanuli Utara cukup terkenal dengan buah
mangganya. Daerah ini memiliki potensi pertanian pangan (padi) plawija
(bawang) perkebunan (mangga). Sejak memasuki daerah Muara dari
Silangit, kita akan menebar pemandangan dan melihat pepohonan hijau
terbentang hingga pulau nan indah Sibandang. Melewati Kota Muara menuju
Lontung hingga Bakkara juga kita masih melihat pohon Mangga bertebar di
sisi jalan.
Bulan Januari ini musim mangga di Muara. Rencana berburu mangga sudah
saya rencanakan sejak awal panen, namun selalu ada saja penghambat.
Kemaren (Minggu 26/1) bersama teman saya Lambaik Manalu wartawan Batak
Pos melaju ke Muara. Panorama indah tidak kami abaikan sembari melihat
pohon mangga di tepi jalan. Wah, ini terlihat pohon mangga masih
berbunga. Sempat ada rasa kecewa, kehabisan buah mangga “namalamum” yang
sudah masak.
Menjelang Unte Mungkur dipinggir jalan kami melihat anak-anak kecil
berjejer seraya menyapa “mangga tulang … mangga”. Mereka menawarkan
mangga dagangan mereka yang ditempatkan didalam ember plastik dan
kantongan plastik. Mereka cukup agresif memberi keyakinan pada kami
untuk membeli mangganya itu. Saya melihat mangga itu agak kecil dan
kulitnya kurang bagus, sebagian masih mengkal. Karena semangat dan
kelucuan yang mereka lakonkan, saya jadi tertarik membeli dagangan
mereka itu.
Ada boru Aritonang, boru Rajagukguk, Ompusunggu. Di beberapa kelompok
cilik lain kami tidak sempat menanyai marga mereka. Begitu mereka tau
kami dari Laguboti mereka tertawa dan sebagian tidak yakin. Paling
tidak kami dianggapnya dari Medan atau Jakarta. Wah ….. apa kami ini
kereeennnn!
“Mangga yang kulitnya hitam itu manis tulang”, jelas mereka
meyakinkan saya saat memilih mangga yang baik untuk dicoba. Ternyata
benar…. Hmmmm…. Maniss…. Enak…. Menakjubkan. Anda pernah menikmati
mangga Muara ? Woooooww pasti anda meneteskan air liur.
Menjelang Muara kita melewati gapura alami dari pohon mangga di sisi
kiri dan kanan jalan raya. Pohon mangga itu sekarang terlihat sudah
termakan usia tua, tidak lagi rindang.
Kenapa buah mangga itu banyak yang busuk? Anak anak menjawab singkat. Kami tidak tau tulang. Kami tidak dari dalam, jadi tidak tau itu busuk. Itu jawaban anak kecil dan wajar. Namun jawaban dewasa harus mangkaji dulu, kenapa selalu begitu ?
Kenapa buah mangga itu banyak yang busuk? Anak anak menjawab singkat. Kami tidak tau tulang. Kami tidak dari dalam, jadi tidak tau itu busuk. Itu jawaban anak kecil dan wajar. Namun jawaban dewasa harus mangkaji dulu, kenapa selalu begitu ?
Peningkatan kualitas mangga memang perlu dipikirkan untuk mampu
menguasai pasar buah di Indonesia. Busuk mangga menjadi persoalan.
Pengetahuan tradisional dari leluhur selalu mengatakan “Jangan memakan
buah dekat pohonnya”. Semasa kecil saya berpikir, apa hubungannya? Kami
dulu selalu membuat onggokan sampah rerumputan untuk dibakar dengan
bara pada sore hari. Asap tanpa api mengebul mengitari sesisi kebun.
Dengan kepatuhan tidak memakan buah di pohonnya dan membersihkan
sekitar pohon dan menyingkirkan buah rusak yang jatuh ternyata
meminimalkan buah busuk.
Sayang kami tidak sempat mengitari kebun mangga di Muara. Apakah
dengan menerapkan pesan para orang tua untuk memelihara pohon berbuah
dapat meningkatkan kualitas mangga di Muara?
Tidak ada fasilitas wisata musim mangga di Muara kami temukan.
Setidaknya kami ingin masuk daerah kebun yang tertata rapi linglungan
dengan fasilitas pendukung bagi pengunjung. Ada dua manfaat yang
diharapkan wisatawan local ke Muara pada musim mangga. Makan mangga yang
enak langsung dari kebunnya dan menikmati panorama indah danau toba.
Dibalik keindahan Muara..
Memandang dari atas buki ke Muara memang menakjubkan. Menelusuri
punggung bukit menuju kota mangga itu menjadi pengalaman yang sulit
dilupakan. Di beberapa tempat lokasi pandang memang sudah disediakan
fasilitas memandang bagi peminat panorama danau toba. Tapi sayang,
lokasi itu gersang, penataan tanpa sentuhan seni, tanpa pohon rindang.
Bila panas terik, maka siaplah terpanggang sinar matahari.
Di kota Muara kita menamukan dua hotel. Salah satu hotel terbaru
cukup megah, namun sepi penginap. Pantai Muara tidak menawarkan
pengunjung untuk mandi dan bermain di perairan. Pantainya kotor, sisi
pantai tidak terawat. Beberapa tempat yang landai yang justru diharapkan
untuk wisata pantai justru banyak tumpukan eceng gondok. Wah … dimana
mandinya ya ?
Pelabuhan Muara sudah ditambah fasilitas dermaga untuk kapal ferry.
Kabarnya ferri line Nainggolan-Muara sudah direncanakan. Dermaga dengan
dana miliaran rupiah itu terkesan kurang rapi, asal ada saja. Dermaga
itu menampung limbah danau. Disekitar dermaga terlihat lumut air
menjuntai menyeramkan seperti siap membelit. Kebersihan memang salah
satu topik untuk dipelajari bagainama melakukannya. Sekuat apa kita
berteriak untuk menawarkan panorama indah danau toba, bila hal kecil
soal kebersihan diabaikan, itu menjadi slogan penyangga untuk ketidak
hadiran wisatawan keduakalinya.
NUNGA MARPARBUE MANGGA DI MUARA
nunga jumpang tingkina
marmutik mangga di balian
sinuan ni ompungta
tinamboran ni amanta dohot inanta
marmutik mangga di balian
sinuan ni ompungta
tinamboran ni amanta dohot inanta
nunga leleng hupaima
las ma roha
dung mararumas parbuena
mongkol
marsipigo
unang rambasi nina angkang
asa denggan malamun
ringgas do nang ito mandulo
las ma roha
dung mararumas parbuena
mongkol
marsipigo
unang rambasi nina angkang
asa denggan malamun
ringgas do nang ito mandulo
nunga malamun mangganta
hupaboa tu ito
dohot tu angkang
di nadao
dipangarantoan
asa manjangkit angkang
manutihi au ditoru
hupaboa tu ito
dohot tu angkang
di nadao
dipangarantoan
asa manjangkit angkang
manutihi au ditoru
nunga malamun mangga di Muara
godang ma jolma ro
angka situhor mangga
godang ma jolma ro
angka situhor mangga
hugadis do mangga di topi dalan
huingot do angkang dohot ito
dang huboto manongoshon
dang ro mangalap
huingot do angkang dohot ito
dang huboto manongoshon
dang ro mangalap
masihol au tu angkang dohot ito
uju malamun mangga dihuta
uju malamun mangga dihuta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar