Muara – Taput Pintu Gerbang Wisata Danau Toba Bonapasogit
Dikirim Oleh : Webmaster [Kamis, 01 Januari 1970]
Hasher-hasher (pecinta alam) dunia yang berkunjung ke Kota “Mangga” ini pada tahun lalu, sangat kagum melihat misteri panorama alam Muara dan menyebutnya sebagai pintu gerbang wisata Danau Toba untuk daerah Bonapasogit (Taput,Humbahas, Tobasa dan Samosir). Daerah ini satu-satunya yang memiliki Pulau di danau Toba yang disebut Pulau Sibandang yang dihuni penduduk ribuan KK. Sedangkan Pulau Samosir yang kini menjadi Kabupaten Samosir dapat menjadi sebuah Pulau karena dikeruk dihulu daerahnya yang disebut “Tano Ponggol”.
Mencermati wisata danau Toba dan wisata sejarah Muara yang selama ini nyaris terbenam, Pemkab Taput berupaya keras mendongkrak potensi yang terkandung disana dengan cara mengajak para anak rantau Muara yang berhasil diperantauan untuk membangun kampung halamannya. Baru-baru ini, seorang pengusaha dan tokoh pemuda Sumut, Samsul Sianturi SH membangun sebuah hotel berbintang tiga (3) di tepian danau toba Muara. Hotel “Sentosa“ tersebut dilengkapi berbagai fasilitas dan sudah diresmikan oleh Gubsu Drs Rudolf M Pardede.
Disetiap kunjungannya, Bupati Taput Torang Lumbantobing selalu mengajak masyarakat Muara supaya selalu bersikap ramah, jujur dan punya kepedulian sehingga wisatawan yang datang merasa betah. Dan pada akhirnya potensi wisata danau toba Muara cepat berkembang ke depan. “Panorama indah ini merupakan anugerah dan harta karun yang tersembunyi. Untuk memberdayakannya, kita harus menjalin kebersamaan antara masyarakat, Pemkab Taput dan anak rantau. Sebenarnya, panorama alam daerah ini sudah jauh lebih indah dari Bali. Kita berterimakasih kepada anak rantau yang mau ‘Martabe’ ke kampung halamannya, seperti, Samsul Sianturi SH yang sudah membangun hotel berbintang tiga. Karenanya, Pemkab Taput tetap komit membangun Muara menjadi daerah parawisata bonapasogit”ujar Bupati Taput pada acara peluncuran Kapal Motor (KM) Muara milik Pemkab Taput, Sabtu (10/3) di desa Sitiotio Kecamatan Muara. Hadir disana Sekjen HKBP Pdt. W.T.P. Simarmata, MA, Wakil Ketua DPRD Taput Drs BP Nababan, Kapolres Drs Eko Sukriyanto, Ketua TP PKK Taput Ny Torang Lumbantobing/ E. boru manalu, Drs Burhanuddin Rajagukguk (anggota DPRDSU), Samsul Sianturi SH (anak rantau), para Camat se-Taput, para Kepala Desa, tokoh masyarakat/adat dan pejabat lainnya.
Menurut bupati, membangun Muara menjadi daerah wisatawan sangat dibutuhkan kesadaran masyarakat untuk memelihara pembangunan yang ada. Areal tepi pantai harus dijaga kebersihannya. Dengan beroperasinya KM Muara diharapkan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak untuk lebih meningkatkan kebersamaan dalam mendongkrak potensi wisata Muara ini. Kita sangat kagum atas peluncuran KM Muara ke danau toba dilakukan secara tradisional dengan menggunakan ratusan tenaga manusia. Itu merupakan wujud sebuah kebersamaan,ujarnya.
Tradisional
Peluncuran KM Muara dilakukan secara tradisional yang di isi dengan acara ritual adat Batak yang dipimpin Panatua adat/tukang kapal didampingi Ibu-Ibu dengan mengucap “Tonggo-tonggo” (Doa) kepada sang pencipta, supaya kapal tetap dalam lindungannya. Paling unik, seluruh yang dituakan bersama Ny Torang Lumbantobing/ E. boru Manalu makan sirih sambil membawa beras berisi telur ayam ke tepian danau toba sekaligus menepung tawari Kapal berkapasitas 250 orang itu.Sebelumnya, dilakukan acara tortor bersama Panatua adat setempat dengan pemberian ‘Itak Gurgur’ (lepat Batak) kepada pemilik kapal (Bupati Taput dan unsur Muspida).
St Jusman Sianturi (tukang kapal) dalam laporannya menyebut, pembuatan KM Muara dilakukan berbulan-bulan dengan memakai bahan dari kayu langka. “Pembuatan kapal diwarisi secara turun-temurun. Historis pembuatan galangan kapal sudah diciptakan neneka moyang kami, sejak tahun 1941 oleh marga Sianturi. Di desa Sitiotio Kecamatan Muara ini, sudah ada tangkahan Solu Bolon (samapn besar) yang sejak dulu dipakai nenek moyang marga Sianturi. Jadi pembuatan KM Muara, masih kami lakukan secara tradisional. Itu karena peralatan modern belum dimiliki”sebutnya.
Menurut Jusman Sianturi, KM Muara mampu mengangkut penumpang dua ratus lebih, dengan daya tahannya sangat kuat dan terbuat dari kayu langka. Untuk memajukan usaha pembuatan kapal, kami membutuhkan bantuan Pemerintah berupa peralatan modern sehingga tidak lagi secara tradisional. Sebagai dukungan kepada Pemkab Taput, masyarakat desa Sitiotio menyerahkan tanah di tepian danau toba untuk digunakan sebagai lokasi dermaga kapal, ujarnya.
Anak rantau pemilik Hotel Sentosa Muara, Samsul Sianturi SH kepada ‘wartawan’ mengatakan, potensi wisata danau toba Muara punya prospek cerah. Hanya saja untuk memberdayakannya sangat diperlukan konsep tata ruang pembangunan sebagai daerah tujuan wisata. Tidak dapat kita pungkiri bahwa Muara sebagai pintu gerbang wisata danau toba Bonapasogit. Kecamatan Muara terletak dipinggiran danau toba yang diapit pegunungan dan memiliki Pulau Sibandang. Masyarakatnya sangat ramah. Sehingga daerah ini dijuluki “Muara Nauli” (Muara Indah). Ini yang perlu kita kembangkan kedepan. Kita telah membangun sebuah hotel berbintang tiga disini. Mudah-mudahan dapat menjadi motivasi dalam memajukan parawisata danau toba Muara,ujar Samsul Sianturi SH.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar